Bukittinggi - Yayasan Yarsi, Universitas Yarsi, Minang Diaspora Surau Sidney, Ikatan Keluarga Minang Saiyo dan Human Initiative Australia salurkan Bantuan untuk korban Bencana Banjir dan Lahar Dingin di Mess Belakang Balok pada Jum'at (5/07/2024).
Hadir dalam acara tersebut Bupati Agam Andri Warman, Rektor Universitas Yarsi Prof Fasli Jalal, Owner Universitas Yarsi Jakarta Prof Jurnalis Uddin, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Zul Fikri, Nofri Indra, Dinsos dan Kadis Kominfo Syatria, Camat Sungai Pua, Camat Ampek Angkek, Wali Nagari Bukit Batabuah dan keluarga yang terdampak.
Bantuan yang diberikan langsung kepada masyarakat yang tertimpa bencana yang pertama dikantor Camat Sungai Pua, berbentuk beasiswa dan hari ini diberikan bantuan tunai sebesar Rp 1 juta per KK sebanyak 135 KK, di mess Bupati Agam Belakang Balok.
Dalam sambutannya Bupati Agam Andri Warman menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas kepedulian dari semua donatur yang telah menyampaikan bantuan dan semoga dapat dimanfaatkan oleh warga terdampak bencana dengan sebaik-baiknya.
Baca juga:
Anies Baswedan di Mata Seorang Sulfikar Amir
|
"Terima kasih para donatur yang telah menyerahkan bantuan kepada warga kami dan semoga dapat meringankan beban mereka, " ujar Bupati Agam Andri Warman.
"Kepada warga kami pesankan agar dimanfaatkan semaksimal mungkin bantuan ini untuk meringankan beban keluarga" harapnya.
Selanjutnya Sambutan dari Rektor Universitas Yarsi sekaligus pembina MDNG Prof Fasli Jalal mengatakan dalam kondisi setahun akan dibantu untuk biaya hidup agar anak anak kita jangan putus sekolah.
"Untuk bantuan kami dari yayasan serta para dosen dari Yarsi ada Rp.110 juta yang diberikan kepada 110 KK dalam bentuk uang tunai agar mereka yang mungkin berasnya sudah ada pakaian juga sudah, bahan pokok juga mungkin cukup banyak, dan mereka mungkin butuh uang apapun kita serahkan kepada mereka, " ujarnya.
Ia berharap semoga bisa terbantukan jika masih ada keluarga keluarga yang belum mendapatkan bantuan, kita akan melakukan pendataan ulang dan kalau pun masih ada yang kurang kita akan membantu sesuai dengan kebutuhan masing-masing terutama untuk kebutuhan sekolah dan biaya hidup anak anak sekolah jangan sampai ada yang putus sekolah walaupun mereka mendapatkan bencana beberapa bulan lalu.
Prof Jurnalis Uddin selaku Oleh yayasan diserahkan oleh Bupati dari 27 anak-anak sekolah kita berikan beasiswa untuk 13 anak-anak sekolah dari 170 lebih mahasiswa diluar bencana yang diberikan beasiswa oleh Minang Diaspora kita pakai mereka sebagai orang yang mengumpulkan data
"Jadi data dikumpulkan bersama oleh mahasiswa kemudian kita list mana yang didahulukan untuk kita bantu.
Jika ada yang belum terdata bisa dibantu melalui wakil bendahara MDNG Yeni Halim, " ulas Jurnalis Uddin
Ketua Surau Sydney Nofri Latief menambahkan dari Surau Sydney Australia atau aIkatan Keluarga Minang Saiyo ini adalah sumbangan yang kita kumpulkan dari masyarakat di Sydney sekitar Rp.35 juta dan sudah kita transfer dari tahap pertama dan tahap kedua kali ini Rp 25 juta.
"Apapun yang kita lakukan adalah ini rasa kepedulian kita dari 450 keluarga di Australia dan ini adalah suatu bentuk kepedulian kita dan program yang kita support dari Yarsi dan MDNG adalah membantu anak anak kita untuk kebutuhan sekolah, jumlahnya tidak banyak tapi yang terpenting adalah kepedulian kita dan ini juga kita berterima kasih terhadap masyarakat Minang yang telah membantu Surau Sydney di Australia, " imbuh Nofri.
Ia menambahkan, selama ini kita punya surau pertama di dunia di Australia dengan membantu anak-anak disana Insya Allah saat sudah berjalan sekitar 15 Havis Qur'an.
Tidak cukup dengan itu, Minang Diaspora juga memberikan bantuan Pendidikan kepada Sembilan siswa Perguruan Tinggi lainnya jelang tahun ajaran 2024, , Mahasiswa UNAND Bidang Kedokteran Muhamad Fadli Parma.
"Saya sangat berterima kasih kepada Minang Diaspora Network Global, karena telah berkenan memberikan bantuan biaya pendidikan saya, alhamdulillah dengan bantuan tersebut saya diterima sebagai siswa Perguruan Tinggi Unand Bidang Kedokteran, padahal sebelum ini saya dan orang tua biasa berkeliling berjualan koran di Bukittinggi, " katanya
(Lindafang).